Laman

Jumat, 01 Juli 2016

Perkembangan Emosi Pada Remja

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dengan masa dewasa, sehingga pada masa ini emosi remaja tidak stabil. Masa remaja adalah masa goncang yang terkenal dengan berkecamuknya perubahan-perubahan emosional. Perubahan emosional ini dipengaruhi oleh faktor-faktor dari dalam individu itu sendiri dan faktor dari lingkungan.
Perkembangan emosi remaja merupakan suatu proses menuju kedewasaan. Pada usia remaja cenderung memperhatikan penampilannya dan mulai tertarik denga lawan jenis  sehingga perlu pengawasan dari orang tua agar perkembangan emosi anaknya mengarah pada emosi yang positif.
Seringnya terjadi penyimpangan dalam usia remaja di sekolah sehingga perlu upaya-upaya yang dilakukan dalam mengembangkan emosi remaja agar emosinya dapat terkontrol dan mengarah ke hal-hal yang positif sehingga dapat memperbaiki moral remaja.

B.     Rumusan Masalah
a.       Apa pengertian dari emosi ?
b.      Apa saja ciri-ciri emosi remaja ?
c.       Bagaimana karakteristik perkembangan emosi remaja ?
d.      Apa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja ?

C.    Tujuan
a.       Mengetahui pengertian dari emosi.
b.      Mengetahui bentuk-bentuk dan ciri-ciri emosi.
c.       Mengetahui karakteristik perkembangan emosi remaja.
d.      Mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja.

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Emosi
Banyak definisi mengenai emosi yang dikemukakan oleh para ahli. Istilah emosi menurut Sarlito Wirawan Sarwono dalam (Syamsu Yusuf, 2004:15) adalah setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna afektif baik pada tingkah lemah (dangkal) maupun pada tingkat yang luas.
Sedangkan Hathersall (1985), merumuskan pengertian emosi sebagai situasi psikologis yang merupakan pengalaman subjektif yang dapat dilihat dri reaksi wajah dan tubuh. Emosi sering didefinisikan dalam istilah perasaan (feeling), menurut (Chaliplin, 1989:163) perasaan sebagai pengalaman yang disadari yang diaktifkan oleh perangsang eksternal maupun bermacam-macam keadaan jasmani. (Max Scheber, 1990:79) membagi perasaan menjadi empat kelompok, yaitu:
1.      Perasaan pengindraan, yaitu yang berhubungan dengan pengindraan misalnya rasa panas, dingin, dll.
2.      Perasaan vital, yaitu yang dialami seseorang yang berhubungan keadaan tubuh, misalnya rasa lelah, lesu, segar, dll.
3.      Perasaan psikis, yaitu perasaan yang menyebabkan perubahan-perubahan psikis, misalnya rasa senang, sedih, dll.
4.      Perasaan pribadi, yaitu perasaan yang dialami seseorang secara pribadi, misalnya terasing, suka, tidak suka.
Perasaan merupakan bagian dari emosi, tidak terdapat perbedaan yang jelas antaraa perasaan dan emosi. Emosi bersifat lebih intens dari perasaan, lebih ekspresif, ada kecenderungan untuk meletus, dan emosi dapat timbul dari kombinasi beberapa perasaan, sehingga emosi mengandung arti yang lebih kompleks dari perasaan dan memiliki pengaruh besar terhadap kepribadian serta prilaku seseorang.

B.       Bentuk-Bentuk Dan Ciri-Ciri Emosi
Ada beberapa emosi yang begitu kompleks yang telah diidentifikasikan dan dikelompokan oleh Daniel Goleman, yaitu sebagai berikut:
1.      Amarah, di dalamnya meliputi brutal, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit, tersinggung, bermusuhan, tindak kekerasan, dan kebencian.
2.      Kesedihan, didalamnya meliputi pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani diri, kesepian, ditolak, putus asa, dan depresi.
3.      Rasa takut, di dalamnya meliputi cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, sedih, waspada, tidak tenang, ngeri, panik dan fobia.
4.      Kenikmatan, didalamnya meliputi bahagia, gembira, riang, senang, terhibur,  bangga, kenikmatan indrawi, takjub, terpesona, puas, dan girang.
5.      Cinta, di dalamnya meliputi penerimaan, persahabatn, kepercayaan, kebaikan hati,  rasa dekat, bakti,  hormat, kasmaran, dan kasih sayang.
6.      Terkejut, di dalamnya meliputi terkesiap, takjub dan terpana.
7.      Jengkel, di dalamnya meliputi hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka dan mau muntah.
8.      Malu, di dalamnya meliputi rasa bersalah, malu hati, kesal hati, menyesal, aib, hina, dan hati hancur lebur.

Menurut syamsu yusuf (2004) emosi sebagai suatu peristiwa psikologis mengandung ciri-ciri sebagi berikut:
1.      Lebih bersifat subjektif daripada peristiwa psikologi lainnya seperti pengamatan dan berfikir
2.      Bersifat fluktuatif (tidak tetap)
3.      Banyak bersangkut paut dengan peristiwa pengenalan panca indera.
Sedangkan menurut Biehler 1972 (Sunarto 2002:155), ia membagi ciri-ciri emosional remaja menjadi dua rentang usia, yaitu:
1.      Ciri-ciri emosional remaja usia 12-15 tahun:
-          Pada usia ini seorang siswa/anak cenderung banyak murung dan tidak dapat diterka.
-          Siswa mungkin bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri
-          Ledakan-ledakan kemarahan mungkin saja terjadi
-          Seorang remaja cenderung tidak toleran terhadap orang lain dan membenarkan pendapatnya sendiri yang disebabkan kurangnya rasa percaya diri.
-          Remaja terutama siswa SMP mulai mengamati orang tua dan guru-guru mereka secara lebih obyektif
2.      Ciri-ciri emosional remaja usia 15-18 tahun:
-          Pemberontakan remaja merupakan pernyataan-pernyataan / ekspresi dari perubahan yang universal dari masa kanak-kanak ke dewasa.
-          Karena bertambahnya kebebasan mereka, banyak remaja yang mengalami konflik dengan orang tua mereka.
-          Siswa pada usia ini seringkali melamun, memikirkan masa depan mereka. Banyak di antara mereka terlalu tinggi menafsirkan kemampuan mereka sendiri dan merasa berpeluang besar untuk memasuki pekerjaan dan memegang jabatan tertentu.

C.      Karakteristik Perkembangan Emosi Remaja
Masa remaja atau masa adolensia merupakan masa peralihan atau masa transisi antara masa anak ke masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami perkembangan yang pesat mencapai kematangan fisik, sosial, dan emosi. Perubahan-perubahan fisik yang dialami remaja juga menyebabkan adanya perubahan psikologis. Hurlock (1973:17) disebut sebagai periode heightened emotionality, yaitu suatu keadaan dimana kondisi emosi tampak lebih tinggi  atau tampak lebih intens dibandingkan dengan keadaan normal.
Remaja memiliki karakterisitik pemunculan emosi yang berbeda bila dibandingkan dengan masa anak-anak maupun dengan orang dewasa. Emosi remaja seringkali meluap-meluap (tinggi) dan emsi negatif mereka lebih mudah muncul. Keadaan ini lebih banyak disebabkan masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka dan lingkungan yang menahalangi terpuaskannya kebutuhan tersebut (Hurlock, 1980). Luella Cole (1963) mengemukakan bahwa ada tiga jenis emosi yang menonjol pada periode remaja, yaitu:
1.      Emosi Marah
Emosi marah lebih mudah timbul apabila dibandingkan dengan emosi lainnya dalam kehidupan remaja. Penyebabnya timbulnya emosi marah pada remaja ialah apabila mereka direndahkan, dipermalukan, dihina, atau dipojokan dihadapan kawan-kawannya. Remaja yang sudah cukup matang menunjukan rasa marahnya tidak lagi dengan berkelahi seperti pada masa kanak-kanak sebelumnya. Kadang-kadang juga remaja melakukan tindakan kekerasan dalam melampiaskan emosi marah, meskipun mereka berusaha menekan keinginan untuk bertingkah lak seperti itu. Pada dasarnya remaja cenderung mengganti emosi kanak-kanakan mereka dengan cara yang lebih sopan.

2.      Emosi Takut
Ketakutan yang dialami selama masa remaja dapat dikelompokan sebagai berikut:
a.       Ketakutan terhadap masalah atas sikap orang tua yang tidak adil dan cenderung menolak didalam keluarga
b.      Ketakutan terhadap masalah mendapatkan status baik dalam kelompok sebaya maupun dalam keluarga.
c.       Ketakutan terhadap masalah penyesuaian pendidikan, atau pilihan pendidikan yang sesuai dengan kemampuan dan keinginan.
d.      Ketakutan terhadap masalah pilihan jabatan yang sesuai dengan kemampuan dan keinginan.

3.      Emosi Cinta
Pada masa remaja , rasa cinta diarahkan kepada lawan jenis. Pada masa bayi rasa cinta diarahkan pada orang tua terutama kepada ibu. Pada masa kanak-kanak (3-5 tahun) rasa cinta diarahkan pada orang tua yang berbeda jenis kelmin, misalnya anak laki-laki akan jatuh cinta pada ibu dan anak permpuan pada ayah. Pada masa remaja arah dan objek cinta itu berubah terhadap teman sebaya yang berlawanan jenis.

D.      Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi Remaja
Sejumlah faktor yang memengaruhi perkembangan emosi remaja menurut Ali dan Asrori (2010: 69-71) adalah sebagai berikut:
1.      Perubahan jasmani
Perubahan jasmani yang ditunjukan dengan adanya pertumbuhan yang sangat cepat dari anggota tubuh. Pada taraf permulaan pertumbuhan ini hanya terbatas pada bagian-bagian tertentu saja yang mengakibatkan postur tubuh menjadi tidak seimbang.
Ketidakseimbangan tubuh ini sering mempunyai akibat yang tak terduga pada perkembangan emosi remaja. Tidak setiap remaja dapat menerima perubahan kondisi tubuh seperti itu, lebih-lebih jika perubahan tersebut menyangkut kulit yang menjadi kasar dan penuh jerawat. Hormon-hormon tertentu mulai berfungsi sejalan dengan perkembangan alat kelaminnya sehingga dapat menyebabkan rangsangan di dalam tubuh remaja dan seringkali menimbulkan masalah dalam perkembangan emosinya.
2.      Perubahan pola interaksi dengan orangtua
Pola asuh orang tua terhadap anak, termasuk remaja, sangat bervariasi. Ada yang pola suhnya menurut apa yang dianggap terbaik oleh dirinya sendiri saja sehingga ada yang bersifat otoriter, memanjakan anak, acuh tak acuh, tetapi ada juga yang dengan penuh cinta.
Perbedaan pola asuh orang tua seperti ini dapat berpengaruh terhadap perbedaan perkembangan emosi remaja.
3.      Perubahan interaksi dengan teman sebaya
Remaja seringkali membangun interaksi sesama teman sebayannya secara khas dengan cara berkumpul untuk melakukan aktivitas bersama dengan membentuk semacam geng. Interaksi antaranggota dalam suatu kelompok geng biasanya sangat intens serta memiliki kohesivitas dan solidaritas yang sangat tinggi.

4.      Perubahan pandangan luar
Ada sejumlah perubahan pandangan dunia luar yang dapat menyebabkan konflik-konflik emosional dalam siri remaja, yaitu sebagai berikut:
a.       Sikap luar terhadap remaja sering tidak konsisten
b.      Dunia luar atau masyarakat masih menerapkan nilai-nilai yang berbeda untuk remaja laki-laki dan perempuan
c.       Seringkali kekosongan remaja dimanfaatkan oleh pihak luar yang tidak bertanggungjawab, yaitu dengan cara melibatkan remaja tersebut kedalam kegiatan-kegiatan yang merusak dirinya dann melanggar nilai-nilai norma.

5.      Perubahan interaksi dengan sekolah
Pada masa anak-anak, sebelum menginjak masa remaja, sekolah merupakan tempat pendidikan yang diidealkan oleh mereka. Para guru merupakan tokoh yang sangat penting dalam kehidupan mereka karena selain tokoh intelektual, guru juga merupakan tokoh otoritas bagi peserta didiknya. Oleh karena itu, tidak jarang anak-anak lebih percaya, lebih patuh, bahkan lebih tajut kepada guru daripada orangtuanya. Posissi guru semacam ini sangat strategis apabila digunakan untuk pengembangan emosi anak melaluui penyamaian materi-materi yang positif.

Pada  dasarnya perkembangan emosi remaja dipengaruhi  oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Perubahan jasmani termasuk kedalam faktor internal dan perubahan pola interaksi dengan orang tua, perubahan interaksi dengan teman sebaya, perubahan pandangan luar, perubahan interaksi dengan sekolah merupakan faktor eksternal.

DAFTAR PUSTAKA
 Yusuf, Syamsu. 2010. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Bandung: Rosda Karya.
Hurlock, E. 2002. Psikologi perkembaangan. Jakarta:Erlangga.


Tidak ada komentar: