BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Masa
remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dengan masa dewasa,
sehingga pada masa ini emosi remaja tidak stabil. Masa remaja adalah masa goncang
yang terkenal dengan berkecamuknya perubahan-perubahan emosional. Perubahan
emosional ini dipengaruhi oleh faktor-faktor dari dalam individu itu sendiri
dan faktor dari lingkungan.
Perkembangan
emosi remaja merupakan suatu proses menuju kedewasaan. Pada usia remaja
cenderung memperhatikan penampilannya dan mulai tertarik denga lawan jenis sehingga perlu pengawasan dari orang tua agar
perkembangan emosi anaknya mengarah pada emosi yang positif.
Seringnya
terjadi penyimpangan dalam usia remaja di sekolah sehingga perlu upaya-upaya
yang dilakukan dalam mengembangkan emosi remaja agar emosinya dapat terkontrol
dan mengarah ke hal-hal yang positif sehingga dapat memperbaiki moral remaja.
B. Rumusan
Masalah
a. Apa pengertian dari emosi ?
b. Apa saja ciri-ciri emosi remaja ?
c. Bagaimana karakteristik perkembangan
emosi remaja ?
d. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan emosi remaja ?
C. Tujuan
a.
Mengetahui
pengertian dari emosi.
b.
Mengetahui
bentuk-bentuk dan ciri-ciri emosi.
c.
Mengetahui
karakteristik perkembangan emosi remaja.
d.
Mengetahui
apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Emosi
Banyak definisi mengenai emosi yang dikemukakan oleh
para ahli. Istilah emosi menurut Sarlito Wirawan Sarwono dalam (Syamsu Yusuf, 2004:15)
adalah setiap keadaan pada diri
seseorang yang disertai warna afektif baik pada tingkah lemah (dangkal) maupun
pada tingkat yang luas.
Sedangkan Hathersall (1985), merumuskan pengertian
emosi sebagai situasi psikologis yang merupakan pengalaman subjektif yang dapat
dilihat dri reaksi wajah dan tubuh. Emosi sering didefinisikan dalam istilah
perasaan (feeling), menurut (Chaliplin, 1989:163) perasaan sebagai pengalaman
yang disadari yang diaktifkan oleh perangsang eksternal maupun bermacam-macam
keadaan jasmani. (Max Scheber, 1990:79) membagi perasaan menjadi empat
kelompok, yaitu:
1.
Perasaan pengindraan, yaitu yang
berhubungan dengan pengindraan misalnya rasa panas, dingin, dll.
2.
Perasaan vital, yaitu yang dialami
seseorang yang berhubungan keadaan tubuh, misalnya rasa lelah, lesu, segar,
dll.
3.
Perasaan psikis, yaitu perasaan yang
menyebabkan perubahan-perubahan psikis, misalnya rasa senang, sedih, dll.
4.
Perasaan pribadi, yaitu perasaan
yang dialami seseorang secara pribadi, misalnya terasing, suka, tidak suka.
Perasaan
merupakan bagian dari emosi, tidak terdapat perbedaan yang jelas antaraa
perasaan dan emosi. Emosi bersifat lebih intens dari perasaan, lebih ekspresif,
ada kecenderungan untuk meletus, dan emosi dapat timbul dari kombinasi beberapa
perasaan, sehingga emosi mengandung arti yang lebih kompleks dari perasaan dan
memiliki pengaruh besar terhadap kepribadian serta prilaku seseorang.
B.
Bentuk-Bentuk
Dan Ciri-Ciri Emosi
Ada beberapa emosi yang begitu kompleks yang telah
diidentifikasikan dan dikelompokan oleh Daniel Goleman, yaitu sebagai berikut:
1.
Amarah, di dalamnya meliputi brutal,
mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit, tersinggung,
bermusuhan, tindak kekerasan, dan kebencian.
2.
Kesedihan, didalamnya meliputi
pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani diri, kesepian, ditolak,
putus asa, dan depresi.
3.
Rasa takut, di dalamnya meliputi
cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, sedih,
waspada, tidak tenang, ngeri, panik dan fobia.
4.
Kenikmatan,
didalamnya meliputi bahagia, gembira, riang, senang, terhibur, bangga, kenikmatan indrawi, takjub, terpesona,
puas, dan girang.
5.
Cinta,
di dalamnya meliputi penerimaan, persahabatn, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran, dan kasih sayang.
6.
Terkejut,
di dalamnya meliputi terkesiap, takjub dan terpana.
7.
Jengkel,
di dalamnya meliputi hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka dan mau muntah.
8.
Malu,
di dalamnya meliputi rasa bersalah, malu hati, kesal hati, menyesal, aib, hina,
dan hati hancur lebur.
Menurut syamsu yusuf (2004) emosi
sebagai suatu peristiwa psikologis mengandung ciri-ciri sebagi berikut:
1. Lebih bersifat subjektif daripada
peristiwa psikologi lainnya seperti pengamatan dan berfikir
2. Bersifat fluktuatif (tidak tetap)
3. Banyak bersangkut paut dengan
peristiwa pengenalan panca indera.
Sedangkan menurut Biehler 1972 (Sunarto 2002:155), ia
membagi ciri-ciri emosional remaja menjadi dua rentang usia, yaitu:
1. Ciri-ciri emosional remaja usia
12-15 tahun:
-
Pada
usia ini seorang siswa/anak cenderung banyak murung dan tidak dapat diterka.
-
Siswa
mungkin bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya
diri
-
Ledakan-ledakan
kemarahan mungkin saja terjadi
-
Seorang
remaja cenderung tidak toleran terhadap orang lain dan membenarkan pendapatnya
sendiri yang disebabkan kurangnya rasa percaya diri.
-
Remaja
terutama siswa SMP mulai mengamati orang tua dan guru-guru mereka secara lebih
obyektif
2. Ciri-ciri emosional remaja usia
15-18 tahun:
-
Pemberontakan
remaja merupakan pernyataan-pernyataan / ekspresi dari perubahan yang universal
dari masa kanak-kanak ke dewasa.
-
Karena
bertambahnya kebebasan mereka, banyak remaja yang mengalami konflik dengan
orang tua mereka.
-
Siswa
pada usia ini seringkali melamun, memikirkan masa depan mereka. Banyak di
antara mereka terlalu tinggi menafsirkan kemampuan mereka sendiri dan merasa
berpeluang besar untuk memasuki pekerjaan dan memegang jabatan tertentu.
C.
Karakteristik
Perkembangan Emosi Remaja
Masa
remaja atau masa adolensia merupakan
masa peralihan atau masa transisi antara masa anak ke masa dewasa. Pada masa
ini individu mengalami perkembangan yang pesat mencapai kematangan fisik,
sosial, dan emosi. Perubahan-perubahan fisik yang dialami remaja juga menyebabkan
adanya perubahan psikologis. Hurlock (1973:17) disebut sebagai periode heightened emotionality, yaitu suatu
keadaan dimana kondisi emosi tampak lebih tinggi atau tampak lebih intens dibandingkan dengan
keadaan normal.
Remaja
memiliki karakterisitik pemunculan emosi yang berbeda bila dibandingkan dengan
masa anak-anak maupun dengan orang dewasa. Emosi remaja seringkali
meluap-meluap (tinggi) dan emsi negatif mereka lebih mudah muncul. Keadaan ini
lebih banyak disebabkan masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka dan lingkungan
yang menahalangi terpuaskannya kebutuhan tersebut (Hurlock, 1980). Luella Cole
(1963) mengemukakan bahwa ada tiga jenis emosi yang menonjol pada periode
remaja, yaitu:
1.
Emosi
Marah
Emosi marah lebih mudah timbul
apabila dibandingkan dengan emosi lainnya dalam kehidupan remaja. Penyebabnya
timbulnya emosi marah pada remaja ialah apabila mereka direndahkan,
dipermalukan, dihina, atau dipojokan dihadapan kawan-kawannya. Remaja yang
sudah cukup matang menunjukan rasa marahnya tidak lagi dengan berkelahi seperti
pada masa kanak-kanak sebelumnya. Kadang-kadang juga remaja melakukan tindakan
kekerasan dalam melampiaskan emosi marah, meskipun mereka berusaha menekan
keinginan untuk bertingkah lak seperti itu. Pada dasarnya remaja cenderung
mengganti emosi kanak-kanakan mereka dengan cara yang lebih sopan.
2.
Emosi
Takut
Ketakutan yang dialami selama masa
remaja dapat dikelompokan sebagai berikut:
a.
Ketakutan
terhadap masalah atas sikap orang tua yang tidak adil dan cenderung menolak
didalam keluarga
b.
Ketakutan
terhadap masalah mendapatkan status baik dalam kelompok sebaya maupun dalam
keluarga.
c.
Ketakutan
terhadap masalah penyesuaian pendidikan, atau pilihan pendidikan yang sesuai
dengan kemampuan dan keinginan.
d.
Ketakutan
terhadap masalah pilihan jabatan yang sesuai dengan kemampuan dan keinginan.
3.
Emosi
Cinta
Pada masa remaja , rasa cinta
diarahkan kepada lawan jenis. Pada masa bayi rasa cinta diarahkan pada orang
tua terutama kepada ibu. Pada masa kanak-kanak (3-5 tahun) rasa cinta diarahkan
pada orang tua yang berbeda jenis kelmin, misalnya anak laki-laki akan jatuh
cinta pada ibu dan anak permpuan pada ayah. Pada masa remaja arah dan objek
cinta itu berubah terhadap teman sebaya yang berlawanan jenis.
D.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi Remaja
Sejumlah
faktor yang memengaruhi perkembangan emosi remaja menurut Ali dan Asrori (2010:
69-71) adalah sebagai berikut:
1.
Perubahan
jasmani
Perubahan jasmani yang ditunjukan
dengan adanya pertumbuhan yang sangat cepat dari anggota tubuh. Pada taraf
permulaan pertumbuhan ini hanya terbatas pada bagian-bagian tertentu saja yang
mengakibatkan postur tubuh menjadi tidak seimbang.
Ketidakseimbangan tubuh ini sering
mempunyai akibat yang tak terduga pada perkembangan emosi remaja. Tidak setiap
remaja dapat menerima perubahan kondisi tubuh seperti itu, lebih-lebih jika
perubahan tersebut menyangkut kulit yang menjadi kasar dan penuh jerawat.
Hormon-hormon tertentu mulai berfungsi sejalan dengan perkembangan alat
kelaminnya sehingga dapat menyebabkan rangsangan di dalam tubuh remaja dan
seringkali menimbulkan masalah dalam perkembangan emosinya.
2.
Perubahan
pola interaksi dengan orangtua
Pola asuh orang tua terhadap anak,
termasuk remaja, sangat bervariasi. Ada yang pola suhnya menurut apa yang
dianggap terbaik oleh dirinya sendiri saja sehingga ada yang bersifat otoriter,
memanjakan anak, acuh tak acuh, tetapi ada juga yang dengan penuh cinta.
Perbedaan pola asuh orang tua seperti
ini dapat berpengaruh terhadap perbedaan perkembangan emosi remaja.
3.
Perubahan
interaksi dengan teman sebaya
Remaja seringkali membangun
interaksi sesama teman sebayannya secara khas dengan cara berkumpul untuk
melakukan aktivitas bersama dengan membentuk semacam geng. Interaksi
antaranggota dalam suatu kelompok geng biasanya sangat intens serta memiliki
kohesivitas dan solidaritas yang sangat tinggi.
4.
Perubahan
pandangan luar
Ada sejumlah perubahan pandangan
dunia luar yang dapat menyebabkan konflik-konflik emosional dalam siri remaja,
yaitu sebagai berikut:
a.
Sikap
luar terhadap remaja sering tidak konsisten
b.
Dunia
luar atau masyarakat masih menerapkan nilai-nilai yang berbeda untuk remaja
laki-laki dan perempuan
c.
Seringkali
kekosongan remaja dimanfaatkan oleh pihak luar yang tidak bertanggungjawab,
yaitu dengan cara melibatkan remaja tersebut kedalam kegiatan-kegiatan yang
merusak dirinya dann melanggar nilai-nilai norma.
5.
Perubahan
interaksi dengan sekolah
Pada masa anak-anak, sebelum
menginjak masa remaja, sekolah merupakan tempat pendidikan yang diidealkan oleh
mereka. Para guru merupakan tokoh yang sangat penting dalam kehidupan mereka
karena selain tokoh intelektual, guru juga merupakan tokoh otoritas bagi
peserta didiknya. Oleh karena itu, tidak jarang anak-anak lebih percaya, lebih
patuh, bahkan lebih tajut kepada guru daripada orangtuanya. Posissi guru
semacam ini sangat strategis apabila digunakan untuk pengembangan emosi anak
melaluui penyamaian materi-materi yang positif.
Pada dasarnya perkembangan emosi remaja
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor
internal dan eksternal. Perubahan jasmani termasuk kedalam faktor internal dan
perubahan pola interaksi dengan orang tua, perubahan interaksi dengan teman
sebaya, perubahan pandangan luar, perubahan interaksi dengan sekolah merupakan
faktor eksternal.
DAFTAR
PUSTAKA
Yusuf,
Syamsu. 2010. Psikologi Perkembangan Anak
Dan Remaja. Bandung: Rosda Karya.
Hurlock, E. 2002. Psikologi
perkembaangan. Jakarta:Erlangga.