Laman

Rabu, 20 April 2016

Keteraturan Sosial

BAB I
PENDAHULUAN 
A.    Latar Belakang
Sebagai makhluk sosial kita tentunya menginginkan kondisi sosial teratur, dimana hubungan antar masyarakat berjalan secara dinamis dan seimbang. Dalam sosiologi istilah yang dipakai ialah keteraturan sosial. Keteraturan Sosial adalah suatu kondisi dimana hubungan sosial berjalan secara tertib dan teratur menurut nilai-nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat.
B.     Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keteraturan sosial ?
2. Bagaimana pembentukan keteraturan sosial ?
3. Apa saja tahapan-tahapan dalam keteraturan sosial ?
C.     Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu keteraturan sosial
2. Untuk mengetahui pembentukan keteraturan sosial
3. Untuk mengetahui tahapan-tahapan keteraturan sosial
4. Untuk memenuhi tugas Ilmu Pengetahuan Sosial

 BAB II
PEMBAHASAN 
A.    Pengertian Keteraturan Sosial
Keteraturan sosial adalah suatu set hubungan struktur sosial, institusi-institusi sosial dan praktek-praktek sosial yang menjaga, memelihara, dan menjalankan cara-cara normal dalam berhubungan dan bertingkah laku. Menurut Karl Max, keteraturan sosial merupakan hubungan produksi atau struktur ekonomi yang berdasar pada kehidupan sosial, sedangkan Jurgen Habermas menyatakan bahwa keteraturan sosial adalah kehidupan sosial yang meliputi keseluruhan sebagaimana tindakan komunikasi. Lain halnya dengan Emil Durkheim, keteraturan sosial adalah suatu set bagian dari norma sosial.
Cara berpikir orang awam sehari-hari dimana mereka menafsirkan dan memahami keteraturan kehidupan sosial pada hakikatnya adalah suatu teori sosial. Keteraturan sosial pada dasarnya adalah keteraturan masyarakat yang diatur berdasarkan pertauran-peraturan moral.
Masyarakat yang teratur dapat dicapai apabila setiap individu melaksanakan kewajiban dan menerima haknya dari orang lain. Salah satu kewajiban yang harus dilakukan individu agar terwujud keteraturan sosial adalah menaati norma dan nilai-nilai yang terdapat dalam masyarakat tersebut. Keteraturan sosial tidak terlepas dari unsur-unsur, nilai-nilai, kebudayaan, dan sikap yang menjadikan dasar dalam menentukan sesuatu yang penting dan benar.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa keteraturan sosial adalah suatu kondisi dimana hubungan sosial berjalan secara tertib dan teratur menurut nilai-nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. Dengan kata lain, keteraturan sosial merupakan suatu keadaan dimana hubungan-hubungan sosial yang berlangsung diantara anggota masyarakat berlangsung selaras, serasi, dan harmonis sesuai dengan interaksi, norma, dan nilai sosial yang berlaku.

B.     Pembentukan Keteraturan Sosial
Keteraturan sosial terbentuk karena adanya proses sosial yang dinamakan konformitas, yaitu bentuk interaksi sosial yang didalamnya seseorang berperilaku terhadap yang lain sesuai dengan harapan kelompok. Menurut para penganut teori fungsionalisme structural, meskipun di dalam masyarakat terdapat unsure-unsur sosial yang saling berbeda, tetapi unsu-unsur tersebut cenderung saling menyesuaikan sehingga membentuk suatu keseimbangan dalam kehidupan sosial. Wujud nyata dari keseimbangan ini adalah keteraturan sosial, yaitu kondisi dimana cara berpikir, berpeasaan dan bertindak serta interaksi sosial antara para warga masyarakat selaras dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku di dalam masyarakat itu sendiri.
Keteraturan sosial akan tercipta dalam masyarakat apabila :
1.      Terdapat sistem nilai dan norma sosial yang jelas. Jika nilai dan norma dalam masyarakat tidak jelas akan menimbulkan keadaan yang dinamakan anomie (kekacauan norma)
2.      Individu atau kelompok dalam masyarakat mengetahui dan memahami nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku
3.      Indovidu atau kelompok menyeseuaikan tindakan-tindakannya dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku
4.      Berfungsinya sistem pengendalian sosial (social control)
Jadi keteraturan sosial berawal dari proses sosial dengan memahami nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam lingkungan individu atau masyarakat tersebut. Kemudian terjadi penyesuaian dalam lingkungan tersebut sehingga membentuk keseimbangan dalam kehidupan sosial.

C.     Tahapan-Tahapan Keteraturan Sosial
a.       Tertib Sosial, kondisi yang menunjukkan keteraturan, kemanan, dan keselarasan antara tindakan anggota masyarakat dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Tertib sosial memiliki ciri sebagai berikut:
§  Terdapat suatu sistem nilai dan norma yang jelas. Menurut Bierstedt, sistem adalah susunan yang teratur. Sebuah sistem sosial bisa didefinisikan sebagai sebuah perbedaan dari interaksi individu-individe dengan yang lainnya berdasarkan pembagian norma dan arti.
§  Individu atau kelompok dalam masyarakat mengetahui dan memahami norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku.
§  Individu atau kelompok dalam masyarakat menyesuaikan tindakan-tindakannya dengan norma dan nilai sosial yang  berlaku.
      Misalnya, kehidupan suatu masyarakat desa dapat tenang, aman, dan tenteram karena semua warganya bertindak sesuai dengan status dan perannya.

b.      Order, sering disebut perintah atau pesanan. Order merupakan suatu sistem norma dan nilai yang diakui dan dipatuhi olehmasyarakat. Order menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartika sebagai perintah atau pesanan untuk melakukan sesuatu. Dalam sosiologi, order adalah sistem norma dan nilai-nilai sosial yang berkembang. Order dapat tercapai apabila tertib sosial dapat dipertahankan keberadaannya. Berdasarkan uraian diatas terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan order, yaitu:
§  Kepatuhan (complience) berarti mengikuti suatu spesifikasi standar atau hukum yang telah diatur dengan jelas.
§  Pelanggaran (deviance) dalam Vander Zanden, pelanggaran dianggap sebagai status sosial atau kategori yang terkadang memaksa, mengubah hubungan sosial pelaku terhadap lainnya.
§  Sanksi (control sosial), menurut Berry sanksi-sanksi sosial dilakukan melalui tekanan-tekanansosial terhadap individu-individu dalam interaksi sehari-hari.
Misalnya,  adat istiadat yang dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan warganya, peraturan yang ada dalam lingkungan RT/RW, dan sebagainya.

c.       Keajengan, suatu keadaan yang memperlihatkan kondisi keteraturan sosial yang tetap berlangsung terus menerus. Keajengfgan juga  bisa diartikan gambaran tentang suatu kondisi keteraturan sosial yang tetap dan tidak berubah sebagai hasil hubungan yang selaras antara tindakan, norma dan nilai dalam interaksi sosial. Keajengan dapat tercapai apabila order yang telah ada tetap terjaga dan terpelihara demi memperoleh kepastian hukum.
Misalnya, ayah mencari nafkah untuk keluarga, setiap bulan konsumen atau pelangan PLN harus membayar rekening listrik, dan sebagainya.

d.      Pola,merupakan suatu bentuk interaksi sosial yang mencerminkan kondisi status sosial seseorang. Pola juga bisa diartikan sebagai gambaran tetang corak, mode, sistem, atau struktur yang tetap. Dalam sosiologi pola berarti gambaran atau corak hubungan sosial yang tetap dalam berinteraksi sosial. Status sosial yang dimaksudkan adalah distribusi prestise atau persetujuan, rasa hormat, kekaguman, atau menghormati seseorang atau kelompok. Kasus yang paling sering adalah kehormatan sosial yang mengasosiasikan orang dengan tempat seseorang menempati dengan sistem kekayaan dan kekuasaan. 
Misalnya, kelompok anak remaja orang kaya sering menghabiskan waktu luangnya di kafe.


Daftar Pustaka 


Manusia dan Peradaban



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Manusia merupakan makhluk yang mempunyai akal, jasmani dan rohani. Melalui akalnya manusia dituntut untuk berfikir menggunakan akalnya untuk menciptakan sesuatu yang berguna dan bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Melalui jasmaninya manusia dituntut untuk menggunakan fisik atau jasmaninya melakukan sesuatu yang sesuai dengan fungsinya dan tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dan melalui rohaninya manusia dituntut untuk senantiasa dapat mengolah rohaninya yaitu dengan cara beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya.
Manusia, masyarakat dan kebudayaan merupakan satu kesatuaan yang tidak dapat dipisahkan dalam artinya yang utuh. Masyarakat adalh kumpulan manusia yang hidup dalam suatu daerah tertentu, yang telah cukup lama, dan mempunyai aturan-aturan yang mengatur mereka untuk menuju tujuan yang sama. Sedangkan kebudayaan adalah sebagai jalan atau arah didalam bertindak dan berpikir, sehubungan dengan pengalaman-pengalaman yang fundamental, dan sebab itulah kebudayaan itu tidak dapat dilepaskan dengan individu dan masyarakat.
Pada masa sekarang istilah ke batasan yang jelas. kebudayaan dan peradaban tidak mepunyai perbedaan adalah sebuah keyakinan yang mendasar bahwa visi bagi manusia hidup adalah untuk membentuk peradaban, membuat dunia menjadi lebih baik, menjadi seorang pemimpin. Seharusnya manusia hidup tidak hanya untuk dirinya sendiri, tapi bergerak lincah sedemikian rupa untuk menjadikan alam beserta isinya sebagai objek yang menjadi ladang bagi gerak dalam membangun peradaban.Oleh sebab itu lah penulis menyusun makalah ini agar kita dapat lebih memahami kembali mengenai pengertian manusia dan peradaban.Antara manusia dan peradaban mempunyai hubungan yang sangat erat karena diantara keuanya saling mendukung untuk menciptakan suatu kehidupan yang sesuai kodratnya. Suatu peradaban timbul karena ada yang menciptakannya yaitu diantaranya ada faktor manusianya yang melaksanakan peradaban tersebut. 
Suatu peradaban mempunyai wujud, tahapan  dan dapat berevolusi atau berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Dari peradaban pula dapat mengakibatkan suatu perubahan pada kehidupan sosial. Perubahan ini dapat diakibatkan karena pengaruh modernisasi yang terjadi di masyarakat.
Masyarakat yang beradab dapat diartikan sebagai masyarakat yang mempunyai sopan santun dan kebaikan budi pekerti. Ketenangan, kenyamanan, dan kedamaian sebagai makna hakiki manusia beradab dan dalam pengertian lain adlah suatu kombinasi yang ideal antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum.
Perkembangan dunia IPTEK yang demikian mengagumkan itu memang telah membawa manfaat yang luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis, Demikian juga ditemukannya formulasi-formulasi baru kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktifitas manusia.
B.     RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah ini yang timbul dari latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:  
1.      Bagaimana Hakekat  Manusia dan Peradaban?
2.      Bagaimana Wujud dan Perkembangan Peradaban?
3.      Bagaimana Peradaban dan Perubahan Sosial?
4.      Bagaimana Dinamika Peradaban?
5.      Bagaimana Problematika Peradaban Dalam Kehidupan Masyarakat?
C.    TUJUAN
1.      Untuk mengetahui hakekat manusia dan peradaban
2.      Untuk mengetahui wujud dan perkembangan peradaban
3.      Untuk mengetahui peradaban dan perubahan sosial
4.      Untuk mengetahui dinamika peradaban
5.      Untuk mengetahui problematika peradaban dalam kehidupan masyarakat

BAB II
PEMBAHASAN 
A.    PENGERTIAN MANUSIA
Secara bahasa manusia dapat diartikan mahluk yang berpikir, berakal, berbudi dan mampu mengendalikan atau menguasai mahluk lain. Jadi dengan kata lain manusia diciptakan dengan sebaik-baiknya sebagaimana yang dijelaskan dalam surah At-tin, selain itu manusia sebagai mahluk individu dan sebagai mahluk sosial budaya. Dimana mansuia juga saling berkaitan satu sama lain.
Pada hakikatnya manusai tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial. Karena membutuhkan bantuan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersabut, sehingga dengan demikian manusia merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat lain, agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut. Tanggung jawab adalah sesuatu yang menjadi keharusan untuk dilaksanakan. Kalau terjadi sesuatu maka seseorang yang dibebani tanggung jawab tersebut wajib menanggung segala sesuatunya. Oleh karena itu, manusia yang bertanggung jawab adalah manusia yang dapat menyatakan bahwa tindakannya itu baik, dalam arti menurut norma umum.
Dalam kehidupannya manusia pasti dihadapkan dengan berbagai masalah, hambatan, tantangan dan gangguan dalam upaya mencapai cita-cita hidup dan tujuan hidupnya. Sebagai makhluk yang mempunyai keinginan cita-cita yang akan memimpin kepada kebaikan dan keselamatan baik pribadi maupun orang lain, harus memiliki pandangan hidup yang teguh yang tak tergoyahkan oleh keadaan apapun. Didalam mengadakan interaksi sosial antara individu yang satu dengan individu yang lainnya  atau bahkan dengan masyarakat disekitarnya, maka individu atau orang tersebut harus menjunjung tinggi tenggang rasa, tepo seliro, saling asih, asuh dan asah. Dengan demikian semua manusia mampu menunjukkan bahwa serba ada guna dan mampu menunjukkan fungsi masing-masingnya.

B.     PENGERTIAN PERADABAN
Peradaban adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyebut bagian-bagian atau unsur-unsur suatu kebudayaan yang dianggap halus, maju, dan indah. Dalam definisi peradaban juga mengandung adanya perkembangan pengetahuan dan kecakapan, sehingga orang memungkinkan memiliki tabiat “beradab”. Karena itu, manusia beradab salah satunya memiliki ciri mampu mengendalikan dirinya, yakni menyangkut sopan santun, budi bahasa, dan kebudayaan suatu bangsa. Peradaban juga sering menunjuk pada kemajuan ekonomi, teknologi, dan politik. Sekurangnya terdapat tiga inti peradaban, yaitu nilai, kelompok tertentu, dan tentang zaman. Pengertian demikian memungkinkan merespons suatu kelompok orang akan berbeda, dengan demikian, penegakan satu peradaban tergantung pada kelompok lainnya. Juga bisa tantangan zaman berbeda maka nilai dipakai pula. Dengan demikian, penegakan satu peradaban tergantung pada kelompok dengan nilai yang dianutnya, serta tantangan zamannya. Respons dengan cara berbeda itu bahkan yang tidak beradab sekalipun dimungkin bisa terjadi.

C.     WUJUD PERADABAN
Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian terdahulu, bahwa peradaban digunakan untuk menyambut bagian dan unsur kebudayaan yang halus, maju, dan indah, seperti misalnya kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan santun pergaulan, kepandaian menulis, organisasi kenegaraan, kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi dan masyarakat kota yang maju dan kompleks. Peradaban adalah wujud sebagai hasil kreativitas manusia baik yang bersifat materil berupa benda-benda yang kasat mata dan dapat diraba seperti candi borobudur, bangunan gedung/rumah, mobil, peralatan kerja, dan sebagainya, maupun bersifat non materil dalam bentuk nilai, moral, norma, etika, dan estetika.
Menurut Ki Hajar Dewantara, etika adalah ilmu yang mempelajari segala soal kebaikan dan keburukan didalam hidup manusia semua, teristimewa yang mengenai gerak-gerik pikiran dan rasa yang dapat merupakan pertimbangan dan perasaan, sampai mengenai tujuannya yang dapat merupakan perbuatan.
Etika adalah sebuah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma nilai yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.  Meliputi perilaku yang dianggap baik dan perilaku yang dianggap tidak baik. Etika merupakan suatu ajaran yang melakukan refleksi kritis atas norma ajaran moral. Tugas etika adalah mencari ukuran baik buruknya bagi tingkah laku manusia.

D.    Perkembangan secara global
1.      Tradisi
Adat merupakan pencerminan dari pada kepribadian sesuatu bangsa, merupakan satu penjelmaan dari pada jiwa bangsa yang bersangkutan dari abad ke abad. Oleh karena itu, maka tiap bangsa didunia ini memiliki adat kebiasaan sendiri-sendiri yang satu dengan yang lainnya berbeda satu sama lain dan justru karena perbedaan inilah kita dapat mengatakan bahwa adat merupakan unsur terpenting yang memberikan indetitas kepada bangsa yang bersangkutan.
Aadat istiadat yang hidup serta yang berhubgungan dengan tradisi rakyat yang merupakan adat kebiasaan turun-menurun yang masih dijalankan di masyarakat karena adanya penilaian bahwa cara-cara yang telah ada merupakan cara yang paling baik dan benar, serta hal ini merupakan sumber yang mengagumkan bagi kekayaan budaya bangsa. Dan jika terjadi perubahan yang terlihat dalam proses kemajuan zaman itu adalah bahwa adat tersebut menyesuaikan dengan keadaan dan kehendak zaman.
2.      Modernisasi
a.       Konsep Modernisasi
Menurut Koentjaranignrat, modernisasi merupakan usaha penyesuaian hidup dengan konstelasi dunia sekarang ini. Hal itu berarti nuntuk mencapai tingkat modern harus berpedoman kepada dunia sekitar yang mengalami kemajuan. Modernisasi yang telah dilandasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak hanya bersifat fisik material saja, melainkan lebih jauh dari pada itu, yaitu dengan dilandasi oleh sikap mental yang mendalam. Manusia yang telah mengalami modernisasi, terungkap pada sikap mentalnya yang maju, berfikir rasional, berjiwa wiraswasta, berorientasi ke masa depan, dan seterusnya.
Modernisasi masyarakat adalah suatu proses transformasi yang mengubah :
·         Di bidang eknonomi, modernisasi berarti tumbuhnya kompleks industry yang besar, dimana produksi barang konsumsi dan sarana dibuat secara masal.
·         Di bidang politi, dikatakan bahwa ekonomi yang modern memerlukan ada masyarakat nasional dengan integrasi yang baik.
Modernisasi menimbulkjan pembaharuan dalam kehidupan. Oleh karena itu,  modernisasi sangat diharapkan berlangsungnya oleh masyarakat.
b.      Syarat-Syarat Modernisasi
·         Cara berfikir ilmiah yang insititutionalised dalam kelas penguasa maupun masyarakat. Hal ini menghendaki sistem pendidikan dana pengajaran yang terencana dengan baik.
·         Sistem administrasi negara yang baik yang benar-benar mewujudkan borikrasi.
·         Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada lembaga tertentu.
·         Penciptaan iklim yang baik dan teratur dari masyarakat terhadap modernisasi dengan cara penggunaan alat komunikasi massa. Hal ini harus dilakukan tahap demi tahap, karena banyak sangkut pautnya dengan sistem kepercayaan.
·         Tingkat organisasi yang tinggi, disatu pihak disiplin tinggi bagi pihak lain dipihak pengurangan kepercayaan
·         sentralisasi wewenang dalam pelaksaannya
c.       Ciri-Ciri Modernisasi
·         Kebutuhan materi dan ajang persaingan kebutuhan manusia
·         Kemajuan teknologi dan indrustrialisasi, individualisasi, sekularisme, diferensiasi dan akulturasi
·         Modernisasi banyak memberikan kemudahan bagi manusia
·         Berkat jasanya, hamper semua keinginan manusia terpenuhi
·         Modernisasi juga memberikan dan melahirkan teori baru
·         Mekanisme masyarakat berubah menuju prinsip dan logika ekonomi serta orientasi kebendaan yang berlebihan
·         Kehidupan seseorang perhatian religiusnya dicurahkan untruk bekerja dan menumpuk kekayaan.
3.      Masyarakat madani
Menurut Wirutomo, di Indonesia kata “civil society” diterjemahkan sebagai masyarakat sipil, masyarakat warga, masyarakat madani atau masyarakat adab. Penekanan konsep ini lebih kepada hubungan antara pemerintah dan rakyat, negara dan masyarakat. Konsep itu menyangkut suatu ruang gerak masyarakat yang berada diluar negara. Warga negaea dapat terus menerus mengembangkan kemandiriannya diluar institusi negara yang nantinya merupakan landasan bagi terwujudnya pranata politik formal.

Problematika Pembelajaran Sejarah


A.   Problematika Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia memiliki suatu problematika yang melekat di dalamnya. karena yang kita dapat ketahui bahwa pembelajaran bahasa Indonesia memiliki minat yang sangat kurang sekali dari para peserta didik atau kalangan pelajar. Penggunaan bahasa asing yang justru memiliki minat yang sanggat tinggi di kalangan masyarakat maupun para pelajar membuat bahasa Indonesia menjadi dianggap remeh. Tetapi dalam kenyataannya penggunaan kata asinglebih populer dan dianggap keren dan dimana pada saat seorang siswa mendapatkan nilai bahasa Indonesia di bawah nilai bahasa asing merasa bangga.
Dalam kehidupsn sehari-hari dalam situasi formal maupun tidak formal masyarakat sering enggunakan bahasa Asing. Misalnya ketika seseorang lebih fasih mengucapkan kata AC dibandingkan dengan pendingin ruangan, website, handphone, email, dsb.
Dalam keseharian pun di dalam masayarakat ataupun di kalangan pelajar sering kali tidak membiasakan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Seperti penggunaan bahasa resmi maupun bahasa tidak resmi yang sehatusnya menjadi patokan dalam berbicara sesuai dimana kita berada.

B. Sejarah Pertumbuhan Dan Perkembangan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia memiliki tiga factor yang menyebabkan Bahasa Melayu pada saat itu diterima oleh masyarakat
1.      Bahasa melayu sebagai ligua franca
Bahasa melayu sudah digunakan sebagai bahasa perdagangan sejak zaman sriwijaya. Bahasa melayu menjadi ligua franca dalam aktivitas perdagangan dan menjadi cepat tersebar didaerah nusantara.
2.      Sistem bahasa melayu praktis dan sederhana
Bahasa melayu berbeda dengan bahasa lainnya dari segi strukturnya. Struktur dalam bahasa melayu tidak mengenal undak usuk atau bahasa uang disampaikan berdasarkan strata sosial yang dipakai masyarakat jawa.
3.      Kebutuhan politik
Bahasa melayu digunakan sebagai politik adalah pilihan tepat karena bahasa tersebut telah dipahami di berbagai daerah di nusantara sebagai bahasa perdagangan.

Factor yang mempengarauhi perkembangan bahasa melayu yaitu factor waktu, politik, sosial budaya dan IPTEK.
1.      Waktu
Dalam perkembangannya bahasa Indonesia memiliki tiga fase
a.       Fase pertama (prakolonil)
Beberapa bukti ditemukan dalam sebuah prasasti dan inskripsi
b.      Fase kedua  (masa colonial)
Sekitar abad XVI orang-orang Barat sudah sampai di Indonesia. Mereka menemukan bahwa bahasa Melayu telah digunakan sebagai bahasa resmi dalam pergaulan, perhubungan dan perdagangan.
c.       Fase ketigadisebut dengan masa pergerakan, masa ini dimulai pada tahun 1901. Pada tahunini telah disusun ejaan resmi, bahasa melayu van Ophusyen yang merupakan’cikal bakal ejaan bahasa indonesiayang saat itu masih terdapat penggabungan dua konsonan untuk membentuk huruf-huruf tertentu seperti huruf c yang ditulis tj, atau j yang ditulis dj.

Selajutnya ditahun 1908 pe,merintah kolenial sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama commissie voor de voullector (taman bacaan rakyat), yang kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi balai pustaka badan penerbit ini menerbitkan novel-novel, seperti Siti Nurbaya dan salah asuhan buku-buku bercocok tanam, penentun memelihara kesehatan, yang tidak sedidkit membantu penyebaran bahasa melayu dikalangan masyarakat luas. Baru lah pada tahun 28 Oktoberb1928 bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa melayu ditetapkan sebagai bahasa nasional.

Pada tahun 1945bahasa Indonesia kemudian di kukuhkan sebagai bahasa Negara lewat pasal 36 UUD 1945. Kemudian bahasa Indonesia disempurnakan (EYD) yang diresmikan oleh Presiden Soeharto lewat keputusan Presiden No. 57 tahun 1972.
Dalam pengembangan bahasa Indonesia para ahli maupun akademisi secara berkesinambungan bertemu setiap 5 tahun sekali untuk melakukan kongres Bahasa Indonesia, diantaranya :
1.      Tanggal 25-28 Juni 1938 dilangsungkan kongres Bahasa Indonesia 1 di Solo.
2.      Tanggal 28 Oktober-2 November 1954 diselenggarakan kongres Bahasa Indonesia II DI Medan.
3.      Tanggal 28 Oktober-2 November 1978 diselnggarakan kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta.
4.      Tanggal 21-26 November 1983 diselenggarakan kongres Bahasa Indonesia IV  di Jakarta.
5.      Tanggal 28 Oktober-3 November1988 diselenggarakan kongres ke V di Jakarta.
6.      Tangga 28 Oktober-2 November 1993diselenggarakan kongresBahasa Indonesia ke VI di Jakarta.
7.      Tanggal 26-30 Oktober 1998 diselenggarakan kongres Bahasa Indonesia ke VII di Jakarta.
2.      Politik
Muatan politik sangat melekat bahkan sejak kelahitran bahasa Indonesia. Unsur politik yang paling nyata adalah dalam sumpah pemuda yang dilaksanakan pada 28 Oktober 1928. Saat itu, proses  intimidasi terhadap penjajah dilakukan oleh sekolompok pemuda yang meikrarkan tiga ikrar yang kini sangat bersejarah.
3.      Sosial Budaya
Bahasa Indonesia yang saat ini digunakan merupakan hasil dari interaksi masyarakat antar satu suku lainnya. Program transmigrasi yang dirancangkan pemerintah membuat interaksi antar suku ini semakin kuat selain arus urbanisasi yang tidak dapat dibendung.
4.      IPTEK
Perkembangan bahasa Indonesia yang sangat dipengaruhi oleh teknologi. Namun demikian banyak teknologi terbarukan justru lahir dari tangan asing yang kemudian masuk keindonesia dengan bahasa internasional yakni inggris.hal ini tentu saja menjadi tantangan bagi para ahli bahasa untuk mencari padanan yang tepat untuk menyebut istilah-istilah asing itu.

C.   Ragam Bahasa Indonesia
1.      Ragam Bahasa Berdasarkan Cara Berkomunikasi
      Ragam bahasa dapat dilihat dari segi sarana atau jalur yang digunakan. Dalam hal ini dapat disebut adanya ragam lisan dan ragam tertulis. Ragam lisan adalah ragam bahasa yang dituturkan dengan indera mulut, sedangkan ragam bahasa adalah bahasa yang dituangkan melalui simbol-simbol atau huruf-huruf. Bahasa lisan dan bahasa tertulis memiliki struktur yang tidak sama.
      Adanya ketidaksamaan struktur ini dikarenakan dalam bahasa lisan kita dapat dibantu oleh unsur-unsur nonlinguistik yang berupa intonasi, gerak-gerik tangan, gelengan kepala, dan lainnya. Sedangkan dalam bahasa tulis hal-hal tersebut tidak ada. Sebagai penggantinya harus dieksplisitkan secara verbal. Umpamanya ketika seorang anak kecil menginginkan sebuah boneka pada sebuah toko, maka secara lisan anak tersebut sambil menunjuk atau mengarahkan pandangan pada toko boneka tersebut, Ia cukup mengatakan “aku mau itu, bu”. Tetapi dalam bahasa tulis karena tidak adanya unsur petunjuk atau pengarahan pandangan pada boneka itu, maka anak tersebut harus menulis “aku mau boneka itu, Bu”. Jadi, secara eksplisit dapat menyebutkan kata boneka itu.
      Dari contoh tersebut, kita dapat menarik kesimpulan bahwa dalam bahasa tulis, kita harus lebih menaruh perhatian agar kalimat-kalimat yang kita susun dapat dipahami secara baik. Kesalahan atau kesalahpengertian dalam bahasa lisan dapat segera diperbaiki atau diralat, tetapi jika dalam bahasa tulis kesalahan atau kesalahpengertian baru dapat kita perbaiki ketika kalimat tersebut sudah ditulis.
      Keunggulan dan Kelemahan bahasa tertulis dan bahasa lisan dapat dilihat sebagai berikut :
a.       Keunggulan bahasa lisan :
1. Berlangsung cepat
2. Sering berlangsung tanpa alat bantu
3. Kesalahan dapat langsung diperbaiki
4. Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka.
b.      Kelemahan bahasa lisan :
1. Tidak mempunyai bukti otentik
2. Dasar hukumnya lemah
3. Sulit disajikan secara matang atau bersih
4. Mudah dimanipulasi.
c.       Keunggulan bahasa tertulis :
1. Mempunyai bukti otentik
2. Dasar hukum yang kuat
3. Dapat disajikan lebih matang atau bersih
4. Lebih sulit dimanipulasi.
d.      Kelemahan bahasa tertulis :
1. Berlangsung lambat
2. Selalu memakai alat bantu
3. Kesalahan tidak dapat langsung diperbaiki
4. Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh atau mimik muka.
      Ragam bahasa bertelpon dan ragam bahasa telegram menuntut persyaratan tertentu, sehingga menyebabkan dikenal adanya ragam bahasa telpon dan ragam bahasa telegram, yang berbeda dengan ragam bahasa lainnya. Akan tetapi, ragam bahasa bertelpon sebenarnya termasuk dalam ragam bahasa lisan dan ragam bahasa telegram masuk dalam ragam bahasa tulis.

2.      Ragam Bahasa Berdasarkan Cara Pandang Penutur
      Ragam atau variasi bahasa berdasrkan cara penuturannya terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
1.      Idiolek merupakan ragam bahasa yang dimiliki seseorang atau bisa dikatakan variasi bahasa yang bersifat perorangan. Variasi idiolek ini berkenaan dengan warna suara, pilihan kata, gaya bahasa, susunan kalimat dan sebagainya. Namun yang paling dominan adalah warna suara, sehingga kita bisa mengetahui hanya dengan mendengarkan suaranya tanpa melihat orangnya. Ketika kita mendengar mantan presiden RI Soeharto berbicara, kita akan dengan mudah mengenalinya walau tanpa melihat orangnya. Tidak hanya dengan warna suara kita dapat mengenali seseorang, apabila kita sering membaca karya-karya tokoh sastrawan seperti HAMKA, Taufik Ismail dan lain-lainnya kita akan bisa mengenali tokoh-tokoh dari masing-masin sastrawan tersebut hanya dengan membaca karya-karyanya walaupun didalam lembaran-lembaran  karya mereka tidak dicantumkan nama mereka. Variasi ragam bahasa dari tiap-tiap orang pasti berbeda sesuai dengan cirri khas masing-masing.
2.      Dialek merupakan ragam bahasa atau variasi yang dipakai oleh kelompok anggota masyarakat. Variasi atau bahasa ini digunakan oleh sekelompok penutur yang jumlahnya relative, yang berada pada tempat, wilayah, atau area tertentu. Wilayah atau daerah-daerah yang ada di Indonesia sangat banyak dan beraneka ragam. Daerah-daerah tersebut memiliki ciri khas dialek  masing-masing daerahnya. Chaer (2004:63) menyebutkan dengan sebutan ragam dialek areal, dialek regional, atau dialek geografi. Meskipun pada daerahnya mempunyaidialeknya masing-masing dan juga penutur yang beda namun para penutur suatu dialek dapat mengerti bahasa yang dipakai oleh orang lain.
3.      Ragam Bahasa Berdasarkan Topik Pembicaraan
     Ragam atau variasi dapat terjadi karena interaksi yang berbeda-beda yang dilakukan oleh para penuturnya. Ragam atau variasi bahasa berdasarkan cara topik pembicaraan ini adalah ragam atau variasi bahasa yag digunakan berasarkan bidang penggunaannya. Dalam dunia kedokteran kita mengenal istilah-istilah yang hanya digunakan pada bidang kedokteran tersebut, dan tidak digunakan untuk komunikasi secara umum.
     Bahasa tersebut dinamai sesuai dengan bidang penggunaannya masing-masing. Kalau bahasa-bahasa yang digunakan di dunia kedokteran dinamakan bahasa kedokteran. Kalau bahasa-bahasa yang dipakai di dalam kemiliteran dinamakan bahasa militer, dan seterusnya. Banyaknya ragam atau variasi bahasa ini sesuai dengan banyak bidang yang ada.
     Tidak hanya berdasarkan pada bidang penggunaannya, ragam bahasa ini juga bis dibedakan berdasarkan tingkat keformalan. Berdasarkan tingkat keformalan ini Joos (1967) membaginya menjadi bahasa beku (frozen), ragam resmi (formal), ragam usaha (konsultatif), ragam santai (casual), dan ragam akrab (intimate).
     Bahasa beku (frozen) merupakan ragam bahasa yang paling formal yang digunakan pada situasi penting, serius atau khidmat. Karena ragam bahasa beku ini merupakan ragam bahasa yang paling formal, maka penggunaan bahasa beku ini dilakukan ditempat-tempat yang formal juga. Menurut Chaer (2004:70) ragam bahasa beku ini biasanya dimulai dengan kata-kata seperti bahwa, maka, dan sesungguhnya. Susunan kalimat dalam bahasa beku ini juga biasanya panjang dan bersifat kaku dan lengkap.
     Ragam bahasa resmi (formal) merupakan variasi bahasa yang digunakan pada saat situasi formal. Ragam resmi ini hampir sama dengan bahasa beku yaitu sama-sama digunakan pada situasi formal. Hanya saja dalam ragam bahasa resmi ini bahasa yang digunakan tidak teratur sedemikian rupa seperti ragam bahasa beku. Ragam bahasa resmi ini biasanya digunakan pada saat  pidato-pidato kenegaraan, rapat dinas, buku-buku pelajaran dan sebagainya.
     Ragam bahasa usaha (konsultatif) merupakan variasi bahasa  yang sering digunakan dalam pembahasan atau pembicaraan tentang usaha dan berorientasi pada hasil atau produksi.
     Ragam bahasa santai (casual) merupakan variasi bahasa yang digunakan pada sitausi santai dan tidak resmi seperti perbincangan antara teman disekolah, berolahraga, berekreasi dan sebagainya.
     Dan yang terakhir adalah ragam bahasa akrab (intimate), variasi bahasa yang digunakan oleh orang yang sudah akrab seperti anggota keluarga.
     Chaer (2004) menambahkan ragam atau variasi bahasa itu berdasarkan sosiologisnya, jenis bahasa berdasarkan sikap poltik dan jenis bahasa berdasarkan tahap pemerolehannya.
                                                                                  
D. Kedudukan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia memiliki kkedudukan yang sangat pendting dalam memebentuk persatuan dan kesatuan indonersia. Bukti nytanya terletak pada ikrar ketiga sumpah pemuda 1928 dengan bunyi, kami putra dan putra indonrsia  menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Hal ini kemudian ditegaskan kembali dalam Undang-undang DasarRI 1945 Bab XV (bendera, bahasa, dan lambing Negara, sertalagu kebangsaaan) pasal 36 menytakan bahwa “BahasaNegara ialah Bahsa Indonesia.”
Kedudukan bahasa Indonesia terbagi menjadi dua, yakni sebagai bahasa nasional dan bahasa Negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang kebangaan nasional, lambang indentitas nasional, alat pemersatu, dan alat penghubung antar budaya dan antar daerah. Sebagai bahsa Negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagi bahasa resmi kenengaraan, bahsa pengantar resmi dilembaga-lembaga pendidikan, bahasa resmi dalam penghubungan pada tingkat nasional perecanaan dan pelaksanaan pembangunan pemerintah, dan bahasa resmi dalam pengembangan budaya dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern.

1.      Bahasa nasional
Kedudukan diatas bahasa-bahasa daerah. Hasil perumusan seminar politik bhasa nasional yang disederhanakan dijakarta pada tanggal pad 25-28 februari 1975 menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai bahsa nasional bahsa Indonesia. Berfungsi sebagai :
a.       Lambang kebanggaan nasional
Sebagai lambang kebangaan nasional bahasa indonesia memancarkan nilai-nilai budaya memancarkan nilai-nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang dicerminkan bangsa Indonesia kita harus bangga, menjunjung dan mempertahankannya. Sebagai realisasi dari kebanggaan terhadap bahasa Indonesia, maka kita harus memakainya tanpa ada rasa rendah diri,malu, dan acuh tak acuh. Kita harus bangga memakainya dengan memelihara dan mengembangkannya.

b.      Lambang Indentitas Nasional
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan lambang bangsa Indonesia. Hal ini bearti jika seorang menggunakan bahasa Indonesia orang akan dapat mengetahui identitas seseorang, yaitu sifat, tingkah laku, dan wataknya sebagai bangsa Indonesia. Kita harus menjaganya jangan sampai ciri kepribadiankita tidak tercermin didalamnya. Jangan sampai bahasa Indonesia tidak menunjukan gambaran bangsa Indonesia yang sebenarnya.
c.       Alat Pemersatu
Dengan fungsi ini memungkinkan masyarakat Indoneisa yang beragam latar belakang sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan bersatu dalam kebangsaan, cita-cita, dan rasa nasib yang sama. Dengan bahasa Indonesia, bangsa Indonesia merasa aman dan serasi hidupnya, karena mereka merasa tidak bersaing dan tidak lagi merasa dijajah oleh masyarakat suku lain.
d.      Alat Penghubung Antarbudaya Antardaerah
Manfaat bahasa Indonesia dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa Indonesia seseorang dapat saling berhubungan untuk segala aspek kehidupan. Sehingga, walaupun ia keolosok daerah yang memiliki bahasa yang berbeda denagn sukunya. Adanya bahasa Indonesia akan mempermudah dengan kita dalam berkomunikasi dilingkungan mereka. Sehingga lancarnya suatu komunikasi dapat memperlancar kita dalam melakukan suatu aktivitas kita berjalan dengan lancer dan dapat berkembang dengan baik dari segi ekonomi, sosial budaya, dan sebagai lainnya.

2.      Bahasa Negara (Bahasa Resmi Republik Indonesia)
Dalam hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan dijakarta pada tanggal 25-28 februari 1975 dikemukakan bahwa didalam kedudukannya sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai berikut:
a.       Bahasa Resmi Kenegaraan
Bukti bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan adalah digunakannya bahasa Indonesia dalam nsakah proklamasi kemerdekaan RI 1945. Mulai saat itu bahasa Indonesia digunakan dalam berbagai upacara, peristiwa serta kegiatan kenegaraan.
b.      Bahasa Pengantar Resmi di Lembaga-lembaga Pendidikan
Bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar dilembaga-lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. Untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar, materi pelajaran yang membentuk media cetak hendaknya juga berbahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing. Apabila hal ini dilakukan, maka akan sangat membantu peningkatan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Penggunaan bahasa Indonesia juga mendukung pada pendidikan multicultural yang pada masyarakat perkotaan sangat dominan. Sehingga, dari manapun asal suku anak tersebut, mereka dapat memahami pelajaran karena menggunakan bahasa Indonesia.
c.       Bahasa Resmi dalam Perhubungan pada Tingkat Nasional untuk Kepentingan Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan Serta Pemerintah
Bahasa Indonesia dipakai dalam hubungan antarbadan pemerintah dan penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Sehubungan dengan itu hendaknya diadakan penyeragaman sistem administrasi dan mutu media komunikasi massa. Tujuan pesan yang disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh masyarakat.
d.      Bahasa Resmi dalam Pengembangan Kebudayaan dan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan Serta Teknologi Modern
Kebudayaan nasional yang beragam berasal dari masyarakat Indonesia yang beragam pula. Dalam penyebarluasaan ilmu dan teknologi modern agar jangkauan pemakainya lebih luas, penyebar ilmu dan teknologi, baik melalui buku-buku pelajaran, buku-buku popular, majalah-majalah ilmiah maupun media cetak lainnya, hendaknya mengguanakan bahasa Indonesia. Pelaksanaan ini mempunyai hubungan timbal-balik dengan fungsinya sebagai bahasa ilmu yang dirintis lewat lembaga-lembaga pendidikan, khususnya diperguruan tinggi.

E. Fungsi Bahasa
            Dalam penggunaan bahasa Indoensia, bahasa Indonesia memiliki berbagai macam fungsi. Yakni fungsi umum dan fungsi khuus. Fungsi umum terdiri dari sebagai alat untuk menggungkapkan peasaan atau mengekspresikan diri, sebagai alat komunikasi, sebagai alat berintegrasi dan beradabtasi sosial, serta sebagai alat kontrol sosial. Adapun fungsi khusus terdiri dari mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari bahasa-bahasa kuno, dan mengeksploitasi IPTEK.
            masing-masing fungsi tersebut akan dijabarkan sebgai berikut.
a.       Fungsi Umum
1.      Sebagai alat untuk menggungkapkan peasaan atau mengekspresikan diri
Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yangtersirat dalam hati dan pikiran kita. Dengan demikian, apapun hal yang hendak disampaikan akan dapat diterima oleh siapa pun.

2.      Sebagai Alat Komunikasi
Bahasa merupakan sarana agar apa yang ingin disampaikan kepada orang lain dapat diterima dan dipahami.

3.      sebagai alat berintegrasi dan beradabtasi sosial
seseorang akan menggunakan bahasa tergantung dari kondisi dan situasi yang sedang dihadapi. Seseorang akan menggunakan kata tidak resmi jika sedang berbicara kepada teman dan menggunakan bahas resmi pada saat berbicara kepada orang tua atau yang dihormati.
Selain itu, dalam beradabtasi seseorang menggunakan bahasa sesuai tempat yang mereka huni.

4.      Sebagai Alat Kontrol Sosial
Bahasa bisa menjadi parameter perkembangan sosial. Karena setiap orang menggunakan bahasa akan terlihat kepribadiannya dan akan terlihat bagaimana pandangan hidupnya. Hal ini dapat dilihat apakah seseorang tersebut berpendidikan atau pun tidak berpendidikan.
b.      Fungsi Khusus
1.      mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari
bahasa digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dalam kehudpan sehari-hari. Karena lewat bahasa manusia bisa saling berkomunikasi antar sesame.

2.      Mewujudkan Seni (Sastra)
Bahasa selain digunakan sebagai alat berkomunikasi bahasa juga dapat digunakan sebagai seni yang berbentuk karya sastra. Karya sasatra terdiri dari puisi, cerpen, novel, maupun naskah drama.

3.      Mempelajari Bahasa-bahasa Kuno
Untuk membuktikan suatu peradaban suatu bangsa yang dahulunya menggunakan bahasa kuno diharuskan untuk mempelajari bahasa tersebut agar dapat menikmati dan mempelajari semua bukti yang ada

4.      Mengeksploitasi IPTEK
Bahasa mampu membuat manusia mengeksploitasikan segala pengetahuan menggenai berbagai aspek kehidupan maupun teknologi yang sedang berkembang yang membantu mempermudah kehidupan.