Laman

Rabu, 20 April 2016

Problematika Pembelajaran Sejarah


A.   Problematika Pembelajaran Bahasa Indonesia.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia memiliki suatu problematika yang melekat di dalamnya. karena yang kita dapat ketahui bahwa pembelajaran bahasa Indonesia memiliki minat yang sangat kurang sekali dari para peserta didik atau kalangan pelajar. Penggunaan bahasa asing yang justru memiliki minat yang sanggat tinggi di kalangan masyarakat maupun para pelajar membuat bahasa Indonesia menjadi dianggap remeh. Tetapi dalam kenyataannya penggunaan kata asinglebih populer dan dianggap keren dan dimana pada saat seorang siswa mendapatkan nilai bahasa Indonesia di bawah nilai bahasa asing merasa bangga.
Dalam kehidupsn sehari-hari dalam situasi formal maupun tidak formal masyarakat sering enggunakan bahasa Asing. Misalnya ketika seseorang lebih fasih mengucapkan kata AC dibandingkan dengan pendingin ruangan, website, handphone, email, dsb.
Dalam keseharian pun di dalam masayarakat ataupun di kalangan pelajar sering kali tidak membiasakan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Seperti penggunaan bahasa resmi maupun bahasa tidak resmi yang sehatusnya menjadi patokan dalam berbicara sesuai dimana kita berada.

B. Sejarah Pertumbuhan Dan Perkembangan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia memiliki tiga factor yang menyebabkan Bahasa Melayu pada saat itu diterima oleh masyarakat
1.      Bahasa melayu sebagai ligua franca
Bahasa melayu sudah digunakan sebagai bahasa perdagangan sejak zaman sriwijaya. Bahasa melayu menjadi ligua franca dalam aktivitas perdagangan dan menjadi cepat tersebar didaerah nusantara.
2.      Sistem bahasa melayu praktis dan sederhana
Bahasa melayu berbeda dengan bahasa lainnya dari segi strukturnya. Struktur dalam bahasa melayu tidak mengenal undak usuk atau bahasa uang disampaikan berdasarkan strata sosial yang dipakai masyarakat jawa.
3.      Kebutuhan politik
Bahasa melayu digunakan sebagai politik adalah pilihan tepat karena bahasa tersebut telah dipahami di berbagai daerah di nusantara sebagai bahasa perdagangan.

Factor yang mempengarauhi perkembangan bahasa melayu yaitu factor waktu, politik, sosial budaya dan IPTEK.
1.      Waktu
Dalam perkembangannya bahasa Indonesia memiliki tiga fase
a.       Fase pertama (prakolonil)
Beberapa bukti ditemukan dalam sebuah prasasti dan inskripsi
b.      Fase kedua  (masa colonial)
Sekitar abad XVI orang-orang Barat sudah sampai di Indonesia. Mereka menemukan bahwa bahasa Melayu telah digunakan sebagai bahasa resmi dalam pergaulan, perhubungan dan perdagangan.
c.       Fase ketigadisebut dengan masa pergerakan, masa ini dimulai pada tahun 1901. Pada tahunini telah disusun ejaan resmi, bahasa melayu van Ophusyen yang merupakan’cikal bakal ejaan bahasa indonesiayang saat itu masih terdapat penggabungan dua konsonan untuk membentuk huruf-huruf tertentu seperti huruf c yang ditulis tj, atau j yang ditulis dj.

Selajutnya ditahun 1908 pe,merintah kolenial sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama commissie voor de voullector (taman bacaan rakyat), yang kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi balai pustaka badan penerbit ini menerbitkan novel-novel, seperti Siti Nurbaya dan salah asuhan buku-buku bercocok tanam, penentun memelihara kesehatan, yang tidak sedidkit membantu penyebaran bahasa melayu dikalangan masyarakat luas. Baru lah pada tahun 28 Oktoberb1928 bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa melayu ditetapkan sebagai bahasa nasional.

Pada tahun 1945bahasa Indonesia kemudian di kukuhkan sebagai bahasa Negara lewat pasal 36 UUD 1945. Kemudian bahasa Indonesia disempurnakan (EYD) yang diresmikan oleh Presiden Soeharto lewat keputusan Presiden No. 57 tahun 1972.
Dalam pengembangan bahasa Indonesia para ahli maupun akademisi secara berkesinambungan bertemu setiap 5 tahun sekali untuk melakukan kongres Bahasa Indonesia, diantaranya :
1.      Tanggal 25-28 Juni 1938 dilangsungkan kongres Bahasa Indonesia 1 di Solo.
2.      Tanggal 28 Oktober-2 November 1954 diselenggarakan kongres Bahasa Indonesia II DI Medan.
3.      Tanggal 28 Oktober-2 November 1978 diselnggarakan kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta.
4.      Tanggal 21-26 November 1983 diselenggarakan kongres Bahasa Indonesia IV  di Jakarta.
5.      Tanggal 28 Oktober-3 November1988 diselenggarakan kongres ke V di Jakarta.
6.      Tangga 28 Oktober-2 November 1993diselenggarakan kongresBahasa Indonesia ke VI di Jakarta.
7.      Tanggal 26-30 Oktober 1998 diselenggarakan kongres Bahasa Indonesia ke VII di Jakarta.
2.      Politik
Muatan politik sangat melekat bahkan sejak kelahitran bahasa Indonesia. Unsur politik yang paling nyata adalah dalam sumpah pemuda yang dilaksanakan pada 28 Oktober 1928. Saat itu, proses  intimidasi terhadap penjajah dilakukan oleh sekolompok pemuda yang meikrarkan tiga ikrar yang kini sangat bersejarah.
3.      Sosial Budaya
Bahasa Indonesia yang saat ini digunakan merupakan hasil dari interaksi masyarakat antar satu suku lainnya. Program transmigrasi yang dirancangkan pemerintah membuat interaksi antar suku ini semakin kuat selain arus urbanisasi yang tidak dapat dibendung.
4.      IPTEK
Perkembangan bahasa Indonesia yang sangat dipengaruhi oleh teknologi. Namun demikian banyak teknologi terbarukan justru lahir dari tangan asing yang kemudian masuk keindonesia dengan bahasa internasional yakni inggris.hal ini tentu saja menjadi tantangan bagi para ahli bahasa untuk mencari padanan yang tepat untuk menyebut istilah-istilah asing itu.

C.   Ragam Bahasa Indonesia
1.      Ragam Bahasa Berdasarkan Cara Berkomunikasi
      Ragam bahasa dapat dilihat dari segi sarana atau jalur yang digunakan. Dalam hal ini dapat disebut adanya ragam lisan dan ragam tertulis. Ragam lisan adalah ragam bahasa yang dituturkan dengan indera mulut, sedangkan ragam bahasa adalah bahasa yang dituangkan melalui simbol-simbol atau huruf-huruf. Bahasa lisan dan bahasa tertulis memiliki struktur yang tidak sama.
      Adanya ketidaksamaan struktur ini dikarenakan dalam bahasa lisan kita dapat dibantu oleh unsur-unsur nonlinguistik yang berupa intonasi, gerak-gerik tangan, gelengan kepala, dan lainnya. Sedangkan dalam bahasa tulis hal-hal tersebut tidak ada. Sebagai penggantinya harus dieksplisitkan secara verbal. Umpamanya ketika seorang anak kecil menginginkan sebuah boneka pada sebuah toko, maka secara lisan anak tersebut sambil menunjuk atau mengarahkan pandangan pada toko boneka tersebut, Ia cukup mengatakan “aku mau itu, bu”. Tetapi dalam bahasa tulis karena tidak adanya unsur petunjuk atau pengarahan pandangan pada boneka itu, maka anak tersebut harus menulis “aku mau boneka itu, Bu”. Jadi, secara eksplisit dapat menyebutkan kata boneka itu.
      Dari contoh tersebut, kita dapat menarik kesimpulan bahwa dalam bahasa tulis, kita harus lebih menaruh perhatian agar kalimat-kalimat yang kita susun dapat dipahami secara baik. Kesalahan atau kesalahpengertian dalam bahasa lisan dapat segera diperbaiki atau diralat, tetapi jika dalam bahasa tulis kesalahan atau kesalahpengertian baru dapat kita perbaiki ketika kalimat tersebut sudah ditulis.
      Keunggulan dan Kelemahan bahasa tertulis dan bahasa lisan dapat dilihat sebagai berikut :
a.       Keunggulan bahasa lisan :
1. Berlangsung cepat
2. Sering berlangsung tanpa alat bantu
3. Kesalahan dapat langsung diperbaiki
4. Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka.
b.      Kelemahan bahasa lisan :
1. Tidak mempunyai bukti otentik
2. Dasar hukumnya lemah
3. Sulit disajikan secara matang atau bersih
4. Mudah dimanipulasi.
c.       Keunggulan bahasa tertulis :
1. Mempunyai bukti otentik
2. Dasar hukum yang kuat
3. Dapat disajikan lebih matang atau bersih
4. Lebih sulit dimanipulasi.
d.      Kelemahan bahasa tertulis :
1. Berlangsung lambat
2. Selalu memakai alat bantu
3. Kesalahan tidak dapat langsung diperbaiki
4. Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh atau mimik muka.
      Ragam bahasa bertelpon dan ragam bahasa telegram menuntut persyaratan tertentu, sehingga menyebabkan dikenal adanya ragam bahasa telpon dan ragam bahasa telegram, yang berbeda dengan ragam bahasa lainnya. Akan tetapi, ragam bahasa bertelpon sebenarnya termasuk dalam ragam bahasa lisan dan ragam bahasa telegram masuk dalam ragam bahasa tulis.

2.      Ragam Bahasa Berdasarkan Cara Pandang Penutur
      Ragam atau variasi bahasa berdasrkan cara penuturannya terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
1.      Idiolek merupakan ragam bahasa yang dimiliki seseorang atau bisa dikatakan variasi bahasa yang bersifat perorangan. Variasi idiolek ini berkenaan dengan warna suara, pilihan kata, gaya bahasa, susunan kalimat dan sebagainya. Namun yang paling dominan adalah warna suara, sehingga kita bisa mengetahui hanya dengan mendengarkan suaranya tanpa melihat orangnya. Ketika kita mendengar mantan presiden RI Soeharto berbicara, kita akan dengan mudah mengenalinya walau tanpa melihat orangnya. Tidak hanya dengan warna suara kita dapat mengenali seseorang, apabila kita sering membaca karya-karya tokoh sastrawan seperti HAMKA, Taufik Ismail dan lain-lainnya kita akan bisa mengenali tokoh-tokoh dari masing-masin sastrawan tersebut hanya dengan membaca karya-karyanya walaupun didalam lembaran-lembaran  karya mereka tidak dicantumkan nama mereka. Variasi ragam bahasa dari tiap-tiap orang pasti berbeda sesuai dengan cirri khas masing-masing.
2.      Dialek merupakan ragam bahasa atau variasi yang dipakai oleh kelompok anggota masyarakat. Variasi atau bahasa ini digunakan oleh sekelompok penutur yang jumlahnya relative, yang berada pada tempat, wilayah, atau area tertentu. Wilayah atau daerah-daerah yang ada di Indonesia sangat banyak dan beraneka ragam. Daerah-daerah tersebut memiliki ciri khas dialek  masing-masing daerahnya. Chaer (2004:63) menyebutkan dengan sebutan ragam dialek areal, dialek regional, atau dialek geografi. Meskipun pada daerahnya mempunyaidialeknya masing-masing dan juga penutur yang beda namun para penutur suatu dialek dapat mengerti bahasa yang dipakai oleh orang lain.
3.      Ragam Bahasa Berdasarkan Topik Pembicaraan
     Ragam atau variasi dapat terjadi karena interaksi yang berbeda-beda yang dilakukan oleh para penuturnya. Ragam atau variasi bahasa berdasarkan cara topik pembicaraan ini adalah ragam atau variasi bahasa yag digunakan berasarkan bidang penggunaannya. Dalam dunia kedokteran kita mengenal istilah-istilah yang hanya digunakan pada bidang kedokteran tersebut, dan tidak digunakan untuk komunikasi secara umum.
     Bahasa tersebut dinamai sesuai dengan bidang penggunaannya masing-masing. Kalau bahasa-bahasa yang digunakan di dunia kedokteran dinamakan bahasa kedokteran. Kalau bahasa-bahasa yang dipakai di dalam kemiliteran dinamakan bahasa militer, dan seterusnya. Banyaknya ragam atau variasi bahasa ini sesuai dengan banyak bidang yang ada.
     Tidak hanya berdasarkan pada bidang penggunaannya, ragam bahasa ini juga bis dibedakan berdasarkan tingkat keformalan. Berdasarkan tingkat keformalan ini Joos (1967) membaginya menjadi bahasa beku (frozen), ragam resmi (formal), ragam usaha (konsultatif), ragam santai (casual), dan ragam akrab (intimate).
     Bahasa beku (frozen) merupakan ragam bahasa yang paling formal yang digunakan pada situasi penting, serius atau khidmat. Karena ragam bahasa beku ini merupakan ragam bahasa yang paling formal, maka penggunaan bahasa beku ini dilakukan ditempat-tempat yang formal juga. Menurut Chaer (2004:70) ragam bahasa beku ini biasanya dimulai dengan kata-kata seperti bahwa, maka, dan sesungguhnya. Susunan kalimat dalam bahasa beku ini juga biasanya panjang dan bersifat kaku dan lengkap.
     Ragam bahasa resmi (formal) merupakan variasi bahasa yang digunakan pada saat situasi formal. Ragam resmi ini hampir sama dengan bahasa beku yaitu sama-sama digunakan pada situasi formal. Hanya saja dalam ragam bahasa resmi ini bahasa yang digunakan tidak teratur sedemikian rupa seperti ragam bahasa beku. Ragam bahasa resmi ini biasanya digunakan pada saat  pidato-pidato kenegaraan, rapat dinas, buku-buku pelajaran dan sebagainya.
     Ragam bahasa usaha (konsultatif) merupakan variasi bahasa  yang sering digunakan dalam pembahasan atau pembicaraan tentang usaha dan berorientasi pada hasil atau produksi.
     Ragam bahasa santai (casual) merupakan variasi bahasa yang digunakan pada sitausi santai dan tidak resmi seperti perbincangan antara teman disekolah, berolahraga, berekreasi dan sebagainya.
     Dan yang terakhir adalah ragam bahasa akrab (intimate), variasi bahasa yang digunakan oleh orang yang sudah akrab seperti anggota keluarga.
     Chaer (2004) menambahkan ragam atau variasi bahasa itu berdasarkan sosiologisnya, jenis bahasa berdasarkan sikap poltik dan jenis bahasa berdasarkan tahap pemerolehannya.
                                                                                  
D. Kedudukan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia memiliki kkedudukan yang sangat pendting dalam memebentuk persatuan dan kesatuan indonersia. Bukti nytanya terletak pada ikrar ketiga sumpah pemuda 1928 dengan bunyi, kami putra dan putra indonrsia  menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Hal ini kemudian ditegaskan kembali dalam Undang-undang DasarRI 1945 Bab XV (bendera, bahasa, dan lambing Negara, sertalagu kebangsaaan) pasal 36 menytakan bahwa “BahasaNegara ialah Bahsa Indonesia.”
Kedudukan bahasa Indonesia terbagi menjadi dua, yakni sebagai bahasa nasional dan bahasa Negara. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang kebangaan nasional, lambang indentitas nasional, alat pemersatu, dan alat penghubung antar budaya dan antar daerah. Sebagai bahsa Negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagi bahasa resmi kenengaraan, bahsa pengantar resmi dilembaga-lembaga pendidikan, bahasa resmi dalam penghubungan pada tingkat nasional perecanaan dan pelaksanaan pembangunan pemerintah, dan bahasa resmi dalam pengembangan budaya dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern.

1.      Bahasa nasional
Kedudukan diatas bahasa-bahasa daerah. Hasil perumusan seminar politik bhasa nasional yang disederhanakan dijakarta pada tanggal pad 25-28 februari 1975 menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai bahsa nasional bahsa Indonesia. Berfungsi sebagai :
a.       Lambang kebanggaan nasional
Sebagai lambang kebangaan nasional bahasa indonesia memancarkan nilai-nilai budaya memancarkan nilai-nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang dicerminkan bangsa Indonesia kita harus bangga, menjunjung dan mempertahankannya. Sebagai realisasi dari kebanggaan terhadap bahasa Indonesia, maka kita harus memakainya tanpa ada rasa rendah diri,malu, dan acuh tak acuh. Kita harus bangga memakainya dengan memelihara dan mengembangkannya.

b.      Lambang Indentitas Nasional
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan lambang bangsa Indonesia. Hal ini bearti jika seorang menggunakan bahasa Indonesia orang akan dapat mengetahui identitas seseorang, yaitu sifat, tingkah laku, dan wataknya sebagai bangsa Indonesia. Kita harus menjaganya jangan sampai ciri kepribadiankita tidak tercermin didalamnya. Jangan sampai bahasa Indonesia tidak menunjukan gambaran bangsa Indonesia yang sebenarnya.
c.       Alat Pemersatu
Dengan fungsi ini memungkinkan masyarakat Indoneisa yang beragam latar belakang sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan bersatu dalam kebangsaan, cita-cita, dan rasa nasib yang sama. Dengan bahasa Indonesia, bangsa Indonesia merasa aman dan serasi hidupnya, karena mereka merasa tidak bersaing dan tidak lagi merasa dijajah oleh masyarakat suku lain.
d.      Alat Penghubung Antarbudaya Antardaerah
Manfaat bahasa Indonesia dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa Indonesia seseorang dapat saling berhubungan untuk segala aspek kehidupan. Sehingga, walaupun ia keolosok daerah yang memiliki bahasa yang berbeda denagn sukunya. Adanya bahasa Indonesia akan mempermudah dengan kita dalam berkomunikasi dilingkungan mereka. Sehingga lancarnya suatu komunikasi dapat memperlancar kita dalam melakukan suatu aktivitas kita berjalan dengan lancer dan dapat berkembang dengan baik dari segi ekonomi, sosial budaya, dan sebagai lainnya.

2.      Bahasa Negara (Bahasa Resmi Republik Indonesia)
Dalam hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan dijakarta pada tanggal 25-28 februari 1975 dikemukakan bahwa didalam kedudukannya sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai berikut:
a.       Bahasa Resmi Kenegaraan
Bukti bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan adalah digunakannya bahasa Indonesia dalam nsakah proklamasi kemerdekaan RI 1945. Mulai saat itu bahasa Indonesia digunakan dalam berbagai upacara, peristiwa serta kegiatan kenegaraan.
b.      Bahasa Pengantar Resmi di Lembaga-lembaga Pendidikan
Bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar dilembaga-lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. Untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar, materi pelajaran yang membentuk media cetak hendaknya juga berbahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing. Apabila hal ini dilakukan, maka akan sangat membantu peningkatan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Penggunaan bahasa Indonesia juga mendukung pada pendidikan multicultural yang pada masyarakat perkotaan sangat dominan. Sehingga, dari manapun asal suku anak tersebut, mereka dapat memahami pelajaran karena menggunakan bahasa Indonesia.
c.       Bahasa Resmi dalam Perhubungan pada Tingkat Nasional untuk Kepentingan Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan Serta Pemerintah
Bahasa Indonesia dipakai dalam hubungan antarbadan pemerintah dan penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Sehubungan dengan itu hendaknya diadakan penyeragaman sistem administrasi dan mutu media komunikasi massa. Tujuan pesan yang disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh masyarakat.
d.      Bahasa Resmi dalam Pengembangan Kebudayaan dan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan Serta Teknologi Modern
Kebudayaan nasional yang beragam berasal dari masyarakat Indonesia yang beragam pula. Dalam penyebarluasaan ilmu dan teknologi modern agar jangkauan pemakainya lebih luas, penyebar ilmu dan teknologi, baik melalui buku-buku pelajaran, buku-buku popular, majalah-majalah ilmiah maupun media cetak lainnya, hendaknya mengguanakan bahasa Indonesia. Pelaksanaan ini mempunyai hubungan timbal-balik dengan fungsinya sebagai bahasa ilmu yang dirintis lewat lembaga-lembaga pendidikan, khususnya diperguruan tinggi.

E. Fungsi Bahasa
            Dalam penggunaan bahasa Indoensia, bahasa Indonesia memiliki berbagai macam fungsi. Yakni fungsi umum dan fungsi khuus. Fungsi umum terdiri dari sebagai alat untuk menggungkapkan peasaan atau mengekspresikan diri, sebagai alat komunikasi, sebagai alat berintegrasi dan beradabtasi sosial, serta sebagai alat kontrol sosial. Adapun fungsi khusus terdiri dari mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari bahasa-bahasa kuno, dan mengeksploitasi IPTEK.
            masing-masing fungsi tersebut akan dijabarkan sebgai berikut.
a.       Fungsi Umum
1.      Sebagai alat untuk menggungkapkan peasaan atau mengekspresikan diri
Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yangtersirat dalam hati dan pikiran kita. Dengan demikian, apapun hal yang hendak disampaikan akan dapat diterima oleh siapa pun.

2.      Sebagai Alat Komunikasi
Bahasa merupakan sarana agar apa yang ingin disampaikan kepada orang lain dapat diterima dan dipahami.

3.      sebagai alat berintegrasi dan beradabtasi sosial
seseorang akan menggunakan bahasa tergantung dari kondisi dan situasi yang sedang dihadapi. Seseorang akan menggunakan kata tidak resmi jika sedang berbicara kepada teman dan menggunakan bahas resmi pada saat berbicara kepada orang tua atau yang dihormati.
Selain itu, dalam beradabtasi seseorang menggunakan bahasa sesuai tempat yang mereka huni.

4.      Sebagai Alat Kontrol Sosial
Bahasa bisa menjadi parameter perkembangan sosial. Karena setiap orang menggunakan bahasa akan terlihat kepribadiannya dan akan terlihat bagaimana pandangan hidupnya. Hal ini dapat dilihat apakah seseorang tersebut berpendidikan atau pun tidak berpendidikan.
b.      Fungsi Khusus
1.      mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari
bahasa digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi dalam kehudpan sehari-hari. Karena lewat bahasa manusia bisa saling berkomunikasi antar sesame.

2.      Mewujudkan Seni (Sastra)
Bahasa selain digunakan sebagai alat berkomunikasi bahasa juga dapat digunakan sebagai seni yang berbentuk karya sastra. Karya sasatra terdiri dari puisi, cerpen, novel, maupun naskah drama.

3.      Mempelajari Bahasa-bahasa Kuno
Untuk membuktikan suatu peradaban suatu bangsa yang dahulunya menggunakan bahasa kuno diharuskan untuk mempelajari bahasa tersebut agar dapat menikmati dan mempelajari semua bukti yang ada

4.      Mengeksploitasi IPTEK
Bahasa mampu membuat manusia mengeksploitasikan segala pengetahuan menggenai berbagai aspek kehidupan maupun teknologi yang sedang berkembang yang membantu mempermudah kehidupan.

Tidak ada komentar: